Tahun Ke 4 Pernikahan

Seseorang pernah bilang bahwa seberat apapun ujian rumah tangga tidak akan masalah selama pasangan kita, bukanlah bagian dari ujiannya.


Entah bagaimana mengatakannya, tapi aku setuju.


Namun, akhir-akhir ini aku tak merasa begitu. 


Suamiku amat menyayangiku. Bahkan ia akan melakukan apapun untukku. Tapi kali ini meski dengan dukungan dan kasih sayangnya, aku masih merasa tidak sanggup. Masih terasa sesak. 


Apa yang salah? 


Tentu saja aku bahagia dengan pernikahan ini. Aku sangat bahagia apapun kondisi kami. 

Apa karena belum ada bayi diantara kami? 


Bisa jadi. 


Entah bagaimana, seakan semauanya tentang anak dan anak. Padahal, kami bahagia meski hanya berdua. Tapi mengapa terasa begitu sesak? Padahal kami cukup berdua saja. 


Ekspektasi? 


Sejujurnya aku tak berekspektasi cepat hamil, cepat memiliki keturunan. Aku tak berekspektasi tentang itu. 


Tapi tetap saja rasa itu seperti memburuku, mencoba menarikku, mencengkeram, merobek. 


Aku kesakitan. 


Aku ingin lari dari perasaan ini. Aku bahagia ya Robb, aku bahagia jika memang hanya berdua. 


Tapi mengapa rasa bahagia ini terasa percuma jika tidak memiliki buah hati?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKOTAK KENANGAN | Cahaya Aksara

Sudut Cahaya