Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2016

JILBAB,GEBETAN, dan SEKEPING AMPUNAN

"Kenapa sih lo betah banget engga dandan kalau ke kampus?" Gadis di sebelahku akhirnya nyeletuk asal setelah sekian lama memandangiku yang tengah merapikan kerudung di depan cermin. aku menyeringai. tak langsung membalas pertanyaannya. "Emang engga takut ga laku?" dia bertanya lagi. kini aku menoleh ke arahnya. "Engga" aku menjawab asal. setelah merapikan kerudung aku bergegas merapikan buku dan melangkah keluar kamar. sudah hampir 3 bulan kami tinggal di bawah atap kosan. tidur,makan,dan mengerjakan tugas kampus berdua. kami berdua berhijab. saat pertama kali menemukan kosan dan bertemu dengannya hal pertama yang aku syukuri adalah teman sekosanku berhijab. 3 bulan bersama cukup bagi kami untuk saling memahami karakter dari kami masing-masing. awalnya dia biasa saja dengan penampilanku yang berhijab panjang serta gamis goboy yang selalu ku kenakan kemana pun aku pergi keluar kos. sampai pada hari ini, ia akhirnya menanyakan pertanyaan yang aku yakin sud

16 SEPTEMBER 1982

14 tahun sebelum aku lahir. Berpuluh-puluh kilometer dari bumi indonesia,di sebuah desa yang kini ditiadakan oleh peta. Lebih dari 2.400 orang dibombardir oleh zionis dgn bengis. Tua muda,laki-laki perempuan, tak ada bedanya. Serangan yang dihujamkan selama lebih dr 36 jam berturut-turut. Serangan tanpa ampun. Serangan yang baru ku ketahui sejarahnyaa setelah 34 tahun berlalu. Ah bukan,ini bukan tentang kebengisan itu. Aku menulis ini bukan untuk memaparka n kebengisan para zionis. Aku menulis ini untuk menampar jiwa yang 'katanya' masih muda. Bodoh sekali bukan? Airmataku meleleh menyaksikan semangat anak-anak palestina. Usianya? Jauh dibawah usiaku kini. Mereka menuntut ilmu untuk kemudian tahu,ia harus syahid bersama islam di hati. Lalu bagaimana dengan jiwa yang pongah ini? Menuntut ilmu sebagai alat agar semakin mencintai dunia. Oh anak-anak palestina. Kalianlah yang sebenar-benarnya pemuda. Semangatmu itu,semangat yang takkan bisa ku urai dalam bentuk kata-

RUMAH BERATAP AL-QUR'AN

Minggu lalu saya menyambangi rumah di kawasan yang dalam fase penggusuran, saya amat terpukau dengan anak-anak di gang kecil tersebut. Pada saat itu adzan maghrib berkumandang dari sebuah mushola kecil yang menyatu dengan rumah. Anak-anak berhamburan ke dalam mushola. Saya yang saat itu sedang kedatangan tamu bulanan memilih mengamati dari rumah yang bersebelahan dengan mushola. Rumah ini tidak seluruhnya tembok,mungkin hanya 40-50% sisanya adalah papan-papan yang dibuat dengan kreatifitas si pemilik rumah. Tak jauh dari rumah terdapat aliran air sungai yang mulai menyempit karena banyaknya rumah-rumah dengan model yang sama seperti yang saya singgahi bertengger di emperannya. Mungkin itu yang membuat kawasan ini hendak di gusur. Setelah beberapa menit berlalu, terdengar suara salam dari imam mushola. Saya mengintip sedikit ke celah yang menghubungkan rumah itu dan mushola. Jamaahnya memang tak banyak,hanya beberapa jamaah laki-laki dan tiga jamaah perempuan. Sisanya adalah anak-anak.