Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

KEAJAIBAN SURAT AL-KAHFI

Aku mungkin satu dari sekian banyak remaja yang penasaran “Kenapa harus membaca   surat Al-kahfi pada malam jumat/hari jumat?” Suatu ketika, saat aku melihat acara ceramah ustd Yusuf Mansur di televisi, aku tertarik menonton karena melihat tema yang tertera di layar kaca. Isi ceramah ust Yusuf Mansur adalah mengenai keutamaan surat Al-Kahfi. Aku yang sering melihat “Bacalah surat Al-kahfi” di setiap postingan di media sosial antusias ingin tahu, apa istimewanya surat ini? Di dalam ceramahnya, Ust Yusuf Mansur membacakan penggalan hadist mengenai keutamaan surat Al-Kahfi. Begini bunyinya: “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari jumat, dia akan di sinari cahaya diantara dua Jumat.” (HR. An-Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadist ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470) Kemudian ust Yusuf Mansur kembali menekankan pada kata “Di sinari cahaya diantara dua jumat” beliau lanjut menjelaskan dengan gaya bahasa betawinya “Kalau mau di

PASAR REBO, I’M IN LOVE (5)

  “Jam berapa kamu akan berangkat Hadi?” Paman Haris menghampiri Hadi yang sedang sibuk membulak-balikkan berkas-berkas perusahaan. Wajahnya kusut karena semalaman bergadang mengerjakan tugas kantornya dan membuat laporan keuangan bisnis jaket kulitnya. “Sebentar lagi paman, aku belum selesai memfollow-up data-data klien yang masuk. Nanti kalau aku pergi, tolong beri tahu Siska untuk membereskan komplain klien yang masuk ke kita ya paman. Aku udah engga ada waktu lagi buat menghadapi masalah yang begitu” Hadi berkata-kata dengan tangan masih sibuk membolak-balik map di tangannya. “ Beres Hadi. Kau sebaiknya pergi sekarang dan bersihkanlah dulu wajahmu yang kusut itu. Jangan sampai kau bertemu dengan investor dengan wajah begitu” Paman Haris menghampiri sofa panjang di pojok ruangan, menyandarkan bahunya di sana. Tatapannya masih tertuju pada wajah Hadi yang terlihat lelah. “Meetingnya di Graha Cijantung kok paman, deket” Hadi berkilah, tangannya masih sibuk mencoret-core

PASAR REBO, I’M IN LOVE (4)

“Percuma berhijab, tapi munafik Han” Food Court Mall Graha Cijantung terasa lenggang saat kalimat itu keluar dari mulut Valen. Kalimat yang langsung saja memuat Hanum tergugu. Ia menatap Valen yang duduk di depannya dengan tatapan tajam. “Kenapa kamu bisa berfikir begitu?” Hanum berusaha menahan sesak didadanya. “Ya percuma aja dia pake kerudung kalau akhlaknya belum baik kan? Saya aja muallaf karena terpaksa ikut ibu, karena ayah sudah meninggal. Dan kalau bukan karena Pak Hadi, saya juga engga bakal pakai kerudung kalau ke kantor Han” Valen asik berkata-kata dengan tangan sibuk mengaduk-aduk spagheti di hadapannya. Hanum tertegun. Kalimat itu sungguh menusuk hatinya. Tidak, kerudung ini tidak pernah salah, kalau ada yang salah dengan akhlak seseorang, bukan berarti kesalahan itu di limpahkan juga pada kerudungnya. Ingin sekali ia berteriak saat itu juga di hadapan Valen, tapi ia segera beristighfar dan meyakini hatinya bahwa hidayah itu milik Allah. Ia tidak akan bisa me