Love You Cause Allah

“pergi saja ! jangan pernah kembali lagi!”
Langsung saja suaranya membuat jantungku seakan berhenti berdetak. Senyap,seperti mati. Lututku lemas dan mataku terperangah memandang ke arah wanita berusia separuh abad yang berdiri dihadapanku.
“oh ibu,maaf kan aku” tangisku meledak seketika
“apa yang ada dalam pikiranmu ?! sudah ibu katakan jangan pernah berteman dengan laki-laki seperti dia! Masih saja kau mendekati laki-laki keturunan preman itu.”
“ istighfar ibu,walaupun ayahnya preman tapi dia tidak begitu. Bahkan isma mengenal dia pada perkumpulan pemuda masjid bu. Dia laki-laki yang soleh”
“halah ! dari mana kau bisa menjamin bahwa dia adalah laki-laki yang soleh? Bapaknya saja menodong orang terus di pasar,ibu bilang tidak ya tidak! Atau silahkan kau pergi dari rumah,ibu tidak sudi memiliki anak gadis liar yang tidak tau batasan dengan laki-laki” tanpa menoleh lagi kearahku,ibu langsung masuk ke kamar dan membanting pintu sekeras-kerasnya.
Aku masih tersungkur diruang tamu,masih menangis sejadi-jadinya. Air mata tak henti-hentinya menerpa kerudungku.
“yaAllah maafkan hamba..”
----------------------
“serahkan semua uang yang ada di dompetmu!”
Laki-laki bertubuh kurus dengan rambut hampir memutih semua itu menodongkan pisau kearah wanita separuh abad yang tengah melewati sebuah gang yang tak jauh dari pasar. Pintu masuk pasar yang hanya terdiri dari 2 titik memaksa wanita separuh abad itu unuk melewati salah satu gang sebagai alternative lain karna 2 titik pintu masuk yang lain sedang padat pengunjung.
“Tolooong!” teriakan wanita itu nyaris tak memberikan respon kepada masyarakat yang berada tak jauh dari gang,mungkin karna kondisi gang yang sempit dan lembab.
“berikan sekarang atau kau akan binasa!”
“uang ini untuk keperluan sekolah anakku,jangan diambil” kata wanita itu tersedu-sedu sambil tetap menggenggam dompet yang hampir berpindah tangan ke preman tua dihadapannya.
Tak lama kemudian,seorang pemuda berpakaian lusuh sambil menenteng derigen berisi air Nampak memasuki gang dengan badan bercucuran keringat. Tangannya langsung melepas 2 derigen dalam genggamannya ketika melihat kearah wanita separuh abad yang tengah ditodong sebilah pisau. Ketika laki-laki penodong itu hampir menyabetkan pisaunya kearah wanita tersebut,si pemuda langsung bergegas melemparkan beberapa tendangan hingga membuat si laki-laki penodong jatuh telingkup dan pisau dalam genggamnnya pun terlempar. Laki-laki penodong itu pun bangkit dan langsung melontarkan beberapa pukulan kearah si pemuda,namun tubuh si laki-laki penodong yang tengah mabuk membuat si pemuda dengan mudah menjatuhkannya. Setelah si pemuda memukul bagian leher si penodong,si penodong langsung tak sadarkan diri.
“bapak,maafin arif” bisik si pemuda dalam hati
Si pemuda bergegas mengambil tas kecil yang berada dalam genggaman si penodong dan memberikannya kepada wanita separuh abad yang tersungkur dengan wajah masih diliputi ketakutan.
“oh,jadi kau berskongkol dengan bapakmu ya ?! laknat sekali,kau pikir dengan bertindak sebagai sok pahlawan begitu aku akan membiarkan kau mendekati putriku isma?! Sini kembalikan dompetku! Dasar keluarga preman!”
Wanita itu pun meninggalkan si pemuda dengan raut wajah penuh tanda tanya. Setelah beberapa lama berdiri terpaku memandangi wanita yang lambat laun meninggalkan gang,ia menghampiri laki-laki penodong yang tadi dibuatnya tak sadarkan diri itu. Perlahan iya memapah laki-laki yang sudah tak muda lagi itu keluar dari gang.
“Bapak..” kata si pemuda dengan mata berkaca-kaca


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKOTAK KENANGAN | Cahaya Aksara

Melewatkanmu

Sudut Cahaya