Menjelang Ramadhan : Ini beberapa amalan hati yang bisa diterapkan
Allah menciptakan hati dan menjadikannya sebagai
raja dan anggota badan sebagai bala tentaranya, jika raja baik, maka bala
tentara juga ikut baik. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya
di dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang jika baik, akan baiklah seluruh
tubuh dan sebaliknya jika rusak, akan rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah segumpal
daging itu adalah hati” (Muttafaq ‘Alaihi)
Berikut adalah beberapa amalan hati yang dirangkum
berdasarkan Al-qur’an dan Hadist :
11.
NIAT
Tidak sah dan tidak diterima suatu
amalan tanpa disertai niat. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya tiap-tiap amalan itu
tergantung pada niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia
niatkan” (Muttafaq ‘Alaihi)
Berkata Ibnul Mubarak r.a “ Bisa
jadi amalan kecil menjadi besar dengan sebab niat, dan sebalinya amalan besar
menjadi kecil dengan sebab niat.
Jadi Ikhwah, sebelum kita melakukan
segala aktivitas di bulan ramadhan, perhatikan tiap-tiap niat kita sebelum
melaksanakan aktivitas tersebut.
22.
Taubat
Adalah sesuatu yang wajib untuk
selalu dilakukan. Terjatuh dalam lumpur dosa adalah hal yang wajar pada diri
manusia. Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda : “Setiap anak adam adlah
bersalah, dan sebaik-baik yang bersalah adalah yang bertaubat.” (HR Muslim)
Mengakhirkan taubat dan terus
menerus dalam dosa adalah hall yang keliru.
Syarat diterimanya taubat seorang
hamba:
a. Berhenti
dari perbuatan dosa tersebut.
b. Menyesali
dosa yang telah ia lakukan
c. Bertekad
tidak mengulangi dosa itu di masa yang akan datang
33.
Ash-Shidq
(Benar/Jujur)
Adalah pokok dari seluruh amalan
hati. lafadz Ash-Shidq digunakan
dalam enam makna:
a. Benar
dalam ucapan
b. Benar
dalam keinginan dan maksud
c. Benar
dalam tekad
d. Benar
dalam janji
e. Benar
dalam amalan lahiriahnya bersesuaian dengan batinnya, seperti khusyu’ dalam
sholat.
f. Benar
dalam seluruh perkara agama.
Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda : “Hendaklah kalian
bersikap benar/jujur, karena kebenaran itu akan mengantarkan pada kebaikan dan
kebaikan itu akan menyampaikan ke surga. Seseorang selalu berlaku benar dan
berusaha mencarinya hingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sukak
berbuat benar” (Muttafaq ‘Alaihi)
44.
Al-Mahabbah
Dengan cinta pada Allah dan
rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, kelezatan iman akan ia dapatkan. Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam : “Ada tiga perkara yang
terkumpul pada dirinya maka ia akan
merasakan kelezatan iman. Yaitu, bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari
selain keduanya, agar seseorang tidak dicintai kecuali karena Allah dan agar ia
benci untuk kembalipada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya sebagaimana
bencinya jika dilemparkan ke dalam neraka” ( Muttafaq ‘Alaihi)
55.
Tawakal
Yaitu sikap hati yang berserah dan
bergantung pada Allah untuk mendapatkan segala yang diinginkan serta menolak
apa yang tidak diinginkan disertai dengan sikap bergantung pada Allah dan
melakukan sebab-sebab yang disyareatkan. Hati yang hampa dari kebergantungan
(pada Allah) adalah merupakan celaan terhadap tauhid. Sebaliknya, tidak
melakukan usaha menunjukan kelemahan dan kurang akal. Tawakal waktunya dalah
sebelum melakukan perbuatan. Tawakal adalah buah dari keyakinan.
66.
Syukur
Tampaknya bekas dari kenikmatan
ilahi pada seorang hamba dalam hati, diiringi dengan pujian lisan dan ibadah
anggota badan. Syukur adalah tujuan sedangkan sabar adalah jalan yang
mengantarkan pada (amalan) lainnya. Syukur dilakukan dengan hati, lisan dan
anggota badan. Makna syukur adalah mempergunakan kenikmatan sebagai sarana
ketaatan pada Allah.
77.
Sabar
Artinya tidak mengadukan apa yang
diderita pada selain Allah dan hanya menyerahkannya pada-Nya. Allah berfirman yang
artinya “Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (Q.S Az-Zumar: 10)
Sabar ada beberapa derajat :
a. Yang
paling rendah : tidak mengeluh tapi
diiringi dengan kebencian.
b.
Yang tengah : tidak mengeluh dan diiringi sikap ridha
c.
Yang paling tinggi : memuji Allah atas musibah yang dialami. Barangsiapa
yang mendzaliminya, lalu ia mendoakan (keburukan) atas orang yang telah
mendzaliminya maka berarti ia telah membela dirinya dan telah mengambil haknya
dan ia tidak bersabar.
88.
Ridha
Yaitu merasa cukup dengan sesuatu. Waktunya
adalah setelah terjadinya suatu
perkara/perbuatan. Ridha dengan qadha /ketentuan Allah adalah termasuk derajat
tertinggi orang-orang yang didekatkan (pada Allah) . Ridha adalah buah rasa
cinta dan tawakal.
99.
Khusyu’
Yaitu pengagungan, hancur luluhnya
hati dan kehinaan. Berkata Hudzaifah r.a
“Berhati-hatilah dari khusyu’ yang nifak.”
Lalu beliau ditanya: “Apa itu khusyu’ yang nifak?” Beliau menjawab: “ Engkau dapatkan pada lahirnya ia tampak khusyu’, padahal hatinya
tidak demikian.”
110. Raja’
Yaitu memandang luasnya rahmat
Allah. Kebalikannya adalah putus asa. Dengan demikian beramal dengan disertai
pengharapan jauh lebih baik dibandingkan bila di sertai rasa takut. , karena
raja’ akan membuahkan husnudzan (baik
sangka) pada Allah.
111. Khauf
Yaitu kegundahan yang meliputi jiwa
karena suatu hal yang dibenci. Khauf bukan
lawan dari raja’, bahkan merupakan motifator dengan jalan rahbah (rasa takut dari siksa Allah). Berkata Ibnul Qayyim: “ Hati dalam perjalannya menuju Allah adalah
ibarat burung. Mahabbah adalah kepalanya, sedangkan raja’ dan khauf adalah
kedua sayapnya. Jika khauf telah menetap dalam hati, akan dapat membakar
gejolak syahwat dan mengusir (pengaruh negatif) dunia darinya.”
112. ZUHUD
Yaitu berpindahnya keinginan dari
suatu hal pada apa yang lebih baik darinya. Zuhud di dunia akan memberikan
kenyamanan pada hati dan badan. Zuhud di dunia yaitu dengan mengeluarkan dunia
dari hati dan bukan berarti memisahkan dunia dari diri anda dengan disertai
kebergantungan hati padanya. Ini adalah zuhud yang jahil. Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam bersabda : “ Sebaik-baik harta
yang sholeh adalah jika dimiliki oleh orang yang sholeh” (HR Ahmad)
Share jika bermanfaat
posted by : @cahayaaksara
Komentar
Posting Komentar