TENTANG SEBUAH MISI



“Pokoknya besok bawa novel lagi ya?!”
Menggema. Bercampur baur dengan suara desas-desus di kelas. Tak peduli ada dosen di depan sana. Gadis itu tetap berteriak. Tapi tak mengganggu kondisi kelas sedikit pun karena mahasiswa lainnya pun asik ribut sendiri. Gadis itu berteriak ke arahku. Aku lantas menoleh, menyeringai. Akhirnya aku pun mengangguk mengiyakan.
Sudah 3 bulan. Dan misi itu pun berhasil!
3 bulan yang lalu saat kegundahan menjelang masuk kampus menyergapku, aku sempat berfikir bagaimana kalau di kampus aku jadi anak paling kuper? Bagaimana kalau nanti aku terbawa arus ? ah apalah aku ini sampai sebegitu cemasnya?
Semenjak hari itu, aku tak berfikir yang lain selain aku harus menciptakan arusku sendiri. Tidak boleh ikut-ikutan style orang. Aku harus jadi diriku sendiri. Tapi naas, semangat itu luntur saat kakiku tiba di kelas. Wajah-wajah baru. Teman-teman baru. Semuanya baru. Itu berarti aku harus menggunakan strategi terbaru untuk masuk ke misi pertama “Membudayakan baca buku”.
Setelah satu per satu mahasiswa memperkenalkan namanya di depan kelas. Aku mulai berbaur, dan bertemu dengan gadis gokil yang selalu cerewet. Dan parahnya, kami duduk bersebelahan. Tak butuh waktu berminggu-minggu untuk seakrab mita dan dara d’virgin hanya dalam hitungan jam kami sudah akrab layaknya orang yang sudah bertahun-tahun kenal. Namanya Elin. Dan dia jeratan misi pertamaku. Mula-mula kami hanya membahas seputar mata kuliah prodi kami. Kemudian mulai membahas hal-hal yang sedikit privasi. Sampai pada akhirnya kami terikat suatu hubungannya yang dinamakan –persahabatan
Misi membudayakan baca buku tak semudah kedengerannya.Meski di lingkungan mahasiswa sekalipun. Buktinya aku harus presentasi dengan teknik yang menyita  perhatian seluruh mahasiwa di kelas untuk bisa membuat mereka mengakui keberadaan ku di kelas. Karena itu adalah modal awalnya “FAMOUS”
Semenjak hari itu, temanku tidak hanya Elin. Bahkan hampir seluruh mahasiswa di kelas senang berdiskusi denganku. Baiklah, aku berhasil menyita perhatian mereka. Dan yang paling penting, kalau sudah begini aku tak perlu ketakutan lagi terbawa arus, karena aku sudah masuk tahap ke 2 pada misi membudayakan baca buku. Teman-teman maafkan aku, kalian harus mengikuti arusku, bukan aku ! heheh
Ternyata kesulitan tak berpihak pada tahap ketiga misiku. Karena aku tak perlu membagikan buku-buku ke teman-temanku, mereka sendiri yang datang kepadaku dan bertanya tentang buku-buku yang selalu ku baca sambil menunggu dosen datang.
“Buku apa lagi tuh?” seorang gadis berkaca mata menghampiriku yang sedang  asyik membaca novel. Dengan bersemangat aku bercerita tentang betapa hebatnya penulis novel itu. Dan yup! Gadis itu pun mulai tersihir dengan permainan kata-kataku. Dia pun iseng mencoba meminjamnya. Aku tak perlu diminta dua kali langsung menyodorkan bukunya. Sekarang, setelah 3 bulan berlalu. Aku pun berhasil menciptakan sebuah arus yang akan membantu pergerakan bangsa ini. Yaitu, menerapkan budaya membaca buku. Satu per satu dari temanku bahkan ada yang antusias saling tukar-menukar buku. Tak apa,tak masalah. Aku menyarankan membaca yang ringan-ringan dulu. Dan mereka pun menyukainya!. Ada misi yang tak kalah hebatnya setelah ini yaitu,HIJAB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKOTAK KENANGAN | Cahaya Aksara

Melewatkanmu

Sudut Cahaya