PERAMU IMPIAN

Tas selempang yang di beli bapak di pasar eceran langsung ku pakai dengan bahagia ke sekolah. yup.hari ini adalah hari pertamaku duduk di kelas tiga SD. malam hari nya aku berbincang hangat sama ibu tentang cita-cita.
"bu,kalau sudah besar aku mau jadi arsitek"
kata ku lugu.
ibu tak menyahut banyak,ia hanya menimpali pertanyaan-pertanyaan tentang ambisiku
"emang kalau arsitek kerjanya apa?" kata ibu dengan sedikit meledek
"arsitek itu kerjanya cuma gambar-gambar bu,bikin rumah terus gajinya gede"
"iya betul kalau jadi arsitek kerjanya bikin-bikin gedung tinggi terus gede juga gajinya" bapak menimpali.
ibu tak banyak merespon perbincangan kita,tapi aku tahu apa yang di pikirkan ibu.
----
pelajaran favorit ku adalah ilmu pengetahuan alam. dan itulah pelajaran pertama yang aku jumpai di hari pertama ku di kelas 3. aku hampir tidak boleh duduk di bagian paling depan. karena postur tubuhku yang menjulang tinggi melebihi postur tubuh rata-rata siswa laki-laki di kelas. dan pada akhirnya,tempatku adalah meja paling belakang. tapi inilah bagian favoritnya. duduk di bagian belakang justru membuatku terlatih mengamati kemudian membuatku sanggup membuktikan pada guru-guru bahwa aku -si bocah jangkung ini- bukanlah anak pemalas yang sudah duduk di belakang tapi tidak fokus belajar. setiap kali selesai mengerjakan soal aku mencuri-curi waktu membaca buku IPA kelas 5 milik kakak ku yang ku curi dari lemari buku-buku bekas di rumah. kenapa buku kelas 5? karena di sana ada materi tentang ruang angkasa,sebuah misteri yang setiap hari menggelayuti pikiranku. membuatku rela berdiam diri di perpustakaan demi untuk membaca buku tentang planet,matahari dan satelit. sejak saat itu cita-citaku menjadi astronot.
---
setiap pulang sekolah,aku selalu bersekongkol dengan temanku untuk bilang ke orang tua masing-masing bahwa ada kerja kelompok dari sekolah. kaki kecilku tak pernah ke habisan jalan untuk mencapai apa yang aku mau,yaitu ilmu.
siang ini aku dan temanku kembali bersekongkol untuk bilang ke orang tua kita masing-masing bahwa ada kerja kelompok. dan seperti biasa,aku berkunjung ke tempat favoritku,perpustakaan. di kawasan yang cukup jauh dari tempat tinggalku ada sebuah perpustakaan kecil yang tersedia beberapa buku baik itu novel,majalah,koran,bahkan buku pelajaran bekas. dan inilah tempat favorit ku.
dari perpustakaan ini aku mendapatkan banyak hal tentang dunia luar yang belum pernah aku kunjungi,seperti afrika,australia,amerika sampai benua antartika yang di selimuti es. aku makin jatuh cinta pada buku.
bagiku membaca adalah makan yang harus di lakukan setiap hari,karena kalau tidak aku akan kosong.
dari perpustakaan kecil ini aku tak hanya membaca tentang geografis dunia,tapi juga tentang fiksi. disinilah awal mula bakat menulis ku muncul ke permukaan. novel pertama yang ku baca saat usiaku 9 tahun adalah novel sains fiksi. karena novel ini aku mulai tergiur membaca novel-novel yang lain. dan ini membuka wawasanku akan suatu hal,yaitu sastra.
semenjak sering membaca novel,aku jadi terbiasa menulis diary,setiap hari di buku tulis sekolahku,aku menulis apa yang ingin aku tulis. tanpa majas,tanpa rima aku hanya menulis. dan semenjak hari itu cita-citaku berubah haluan ingin menjadi seorang penulis.
----
cita-citaku tak pernah sama di setiap tahunnya. kadang aku ingin jadi dokter,ingin jadi penyanyi,ingin jadi pelukis,ingin jadi artis,bahkan aku ingin jadi ustadzah.
aku tak banyak di support tentang impian oleh kedua orang tuaku. tapi itu bukan tanpa alasan. aku mengerti mereka pun ingin yang terbaik untuk anaknya,tapi uang hasil jualan kedua orang tuaku mungkin hanya cukup untuk hidupku,bukan mimpiku. oleh karena itu aku selalu berharap pada kekuatan doa pada misteri takdir.
----
setiap kali gagal meraih mimpi-mimpi itu aku tak pernah berhenti mencoba,bahkan saat sudah di ujung nista,aku percaya pada kekuatan mimpi. karena ketika mimpi itu tak jadi milikku,aku tak hanya punya satu mimpi dan apabila setiap mimpi mewakili seribu kekuatan maka aku punya sejuta kekuatan yang mewakili mimpiku yang lain
---
sejak lulus SD,SMP.SMK aku tak pernah kembali ke perpustakaan itu. satu-satunya yang membuatku menyesal adalah aku tak pernah mengucapkan terimakasih pada kakak cantik berkaca mata yang setiap hari melayaniku meminjam dan membaca buku,ia juga yang membuka ruang untukku meraup ilmu walau di ruangan sepetak yang tak terlalu besar bahkan mendekati sempit. sekarang perpustakaan itu tak pernah ada lagi,rata dengan tanah di ganti dengan rumah-rumah mewah. suatu hari aku ingin buat perpustakaan yang serupa,dan yang lebih besar lagi.
-selamat menuntut ilmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEKOTAK KENANGAN | Cahaya Aksara

Melewatkanmu

Sudut Cahaya